Rabu, 20 Januari 2010

Jaringan Mekanik (penguat) Yaitu Kolenkim dan Sklerenkim.

TUJUAN

Mengamati dan melihat berbagai bentuk dari jaringan mekanik (penguat) yaitu kolenkim dan sklerenkim.

DASAR TEORI

Jaringan penguat adalah jaringan yang memberi kekuatan bagi tubuh tumbuhan untuk melakukan aktivitas dalam pertumbuhannya. Jaringan penguat atas sifat dan bentuknya dibagi atas dua jenis yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

Jaringan kolenkim adalah jaringan yang memiliki karakteristik sel penyusunya terdiri atas sel yang hidup, dinding sel mengalami penebalan dan hanya memiliki dinding primer, yang lunak, lentur dan tidak berlignin, serta bentuk selnya sedikit memanjang. Isi sel umumnya mengandung kloroplas dan tanin, dan biasa terdapat pada batang, daun, bunga dan buah,.

Berdasarkan letak penebalan dindingnya, kolenkim terbagi atas kolenkim anguler, kolenkim lamelar, kolenkim tubular, dan kolenkim cincin. Kolenkim angular adalah kolenkim dengan penebalan dinding sel berada pada sudut dan memanjang mengikuti sumbu sel, contohnya seperti pada tangkai daun Vitis. Kolenkim lamelar adalah kolenkim penebalan dinding sel yang berbentu seperti papan karena penebalan dindingnya yang sejajar dengan permukaan organ atau tangensial, contohnya seperti pada korteks batang Sambucus javanica. Dan kolenkim tubular adalah kolenkim dengan penebalan dinding sel berada diantara ruang antar sel, contoh seperti pada tangkai daun Salvia, ataupun Altaea. Kolenkim cincin adalah kolenkim dengan bentuk penebalan dinding sel berupa lingkaran seperti ring cincin. Yang biasanya dapat dilihat ketika sel tumbuhan menjelang dewasa, dikarenakan saat pertumbuhan sudut-sudut lumennya tertarik dan tidak menyudut lagi.

Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang memiliki karakteristik sel penyusunnya terdiri atas sel yang telah mati karena sudah tidak mengandung lagi protoplasma,dan tidak mengalami pertumbuh-kembangan, memiliki dinding sekunder, yang tebal, kenyal dan memiliki lignin. Sklerenkim terbagi atas serat/ serabut dan sel-sel batu yang keras atau sklereid. Serat/ serabut pada sklerenkim umumnya berbentuk untaian yang berkumpul serupa lingkaran. Berdasarkan letaknya serat sklerenkim terbagi menjadi serat xylem yang terletak di dalam sistem jaringan dan serat extra xylem yang terletak di luar sistem jaringan. Serat extra xylem biasa dimanfaatkan dalam bidang industrial sebagai produk komersial seperti bahan pakaian, sarung tangan, dll. Sklereid umumnya tersebar pada semua bagian tumbuhan, terutama pada pembuluh kayu/ tapis, biji dan buah.

Berdasarkan bentuknya sklereid dibagi menjadi brakisklereid, trikosklereid, makrosklereid, osteosklereid dan asterosklereid. Brakisklereid adalah sklereid yang berbentuk seperti insang ikan yang dapat dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu, seperti buah pir. Trikosklereid adalah sklereid berbentuk memanjang seperti benang dengan satu percabangan yang teratur, contohnya pada daun atau batang teratai (tumb. Hidrofil). Makrosklereid adalah sklereid berbentuk tongkat atau tubular dapat dijumpai pada kulit biji kacang-kacangan. Osteosklereid adalah sklereid berbentuk tulang dengan ujung membesar dan kadang-kadang bercabang, seperti pada kulit biji tumbuhan Dycotiledoniaea. Asterosklereid adalah sklereid berbentuk cabang-cabang seperti bintang yang terdapat pada daun.

ALAT DAN BAHAN

Alat

Mikroskop, gelas objek, penutup objek, cutter/ silet, jarum, aquades.

Bahan

Tempurung Cocos nucifera, kulit biji Paseolus radiatus, tangkai daun Vitis sp, batang Hibiscus sp.

PROSEDUR KERJA

1. Membuat preparat segar dari materi yang tersedia, dengan cara menyayat tipis secara melintang dan meletakkannya di atas gelas objek kemudian menutupnya menggunakan penutup.

2. Mengamati preparat yang telah dibuat di bawah mikroskop elektron dengan perbesaran 10 kali.

3. Mendeskripsikan dalam bentuk visual data pengamatan dari sklerenkim yang terdapat pada masing-masing preparat.

HASIL PENGAMATAN

Paseolus radiatus Cocos nucifera Vitis sp Hibiscu sp


PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, Kami mengamati bentuk-bentuk kolenkim dan sklerenkim yang terdapat pada tangkai Hibiscus sp, tangkai daun Vitis sp, tempurung Cocos nucifera, dan kulit biji Paseolus radiatus.

Membahas hasil yang didapati dari pengamatan di bawah mikroskop elektron dengan 10 kali perbesaran, pada tangkai Hibiscus atau waru diketahui bentuk seratnya berupa serat halus dengan satu percabangan yang sedikit teratur mengumpul sesuai paparan teori dengan dikategorikan sebagai sel trikosklereid. Dan pada serat waru berwarna hijau, kuat dugaan banyak mengandung kloroplas, sebagai karakteristik sel kolenkim. Terlihat pula adanya titik-titik gelap yang menyudut diantara serat tersebut, besar dugaan sebagai bentuk penebalan dinding selnya. Jika terindikasi benar, menurut teori penebalan dinding sel yang terletak menyudut dinamakan sebagai kolenkim angular.

Pada pengamatan preparat tempurung Cocos nucifera atau kelapa, dengan mengeruk bagian dalam termpurung menggunakan spatula atau ujung cutter didapati bentuk selnya adalah sklereid berupa brakosklereid. Dengan bentuk yang menyerupai bentuk insang ikan, bulatan dengan percabangan di dalamnya. (tampak pada gambar hasil pengamatan).

Pada pengamatan preparat tangkai daun Vitis sp atau anggur, terlihat adanya sel sklereid berbentuk tongkat atau dikarakteristikan sebagai makrosklereid. Tampak pula adanya titik-titik hitam yang diduga sebagai bentuk penebalan dinding sel yang berada menyudut di beberapa tempat pada preparat. Jika benar dugaan, titik penebalan dinding sel tersebut dikategorikan sebagai kolenkim angular.

Pada pengamatan kulit biji Paseolus radiatus atau kacang hijau, didapati bentuk sel yang seperti bulatan lempeng melonjong/ oval. Pada teori dipaparkan adanya sel sklereid makro dengan bentuk serupa dengan tongkat atau tubular dalam kulit biji kacang-kacangan (family Leguminoseae). Makrosklereid yang dijadikan objek pengamatan pada kulit kacang-kacangan akan terlihat jelas pada kacang kapri, Pisum sativum. Namun karena kesulitan dalam menperoleh kacang kapri, maka dipergunakan kacang hijau sebagai alternatif lainnya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan dan ketelitian dalam mengamati, diantaranya adalah ; ketelitian dalam mempersiapkan preparat yang harus sesuai dan tepat teknisnya sehingga variabel objek yang diamati adalah tepat, perbesaran lensa mikroskop yang dipergunakan harus sesuai agar objek pengamatan tepat, kesalahan dalam deskripsi visual hasil pengamatan karena tidak adanya pelabelan pada preparat yang diamati sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan tertukar hasil pengamatan antar-preparat.

SIMPULAN

Pada waru terdapat serat yang kaya mengandung kloroplas dan tampak penebalan dinding sel menyudut atau kolenkim angular, pada tempurung kelapa tampak sklereid brako, pada anggur tampak sklereid seperti tongkat atau tubular dengan penebalan dinding sel menyudut atau angular, dan pada kulit biji kacang hijau jika disesuaikan secara teoritis akan terdapat makrosklereid.

Epidermis

TUJUAN

Melihat berbagai macam bentuk epidermis dan derivatnya.

DASAR TEORI

Makhluk hidup tersusun atas bermacam sel yang sangat banyak jumlahnya dan bervariasi fungsinya yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lainnya. Sel yang fungsi atau kerjanya saling terkait dinamakan sebagai jaringan. Jaringan terdiri dari meristem, epidermis, jaringan dewasa, parenkim, penguat dan pengangkut.

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu terus membelah diri secara mitosis (embrionik). Bersifat rapat (tidak mempunyai ruang antar-sel), tersusun atas sel muda, bentuk sel umumnya bulat, lonjong atau poligonal dan berdinding tipis, masing-masing sel mengandung banyak sitoplasma dan inti sel lebih dari satu buah. Berdasar letak, jaringan meristem terbagi atas apikal (yang terdapat pada ujung utama dan lateral, serta ujung akar), interkalar (yang terdapat antara jaringan dewasa), dan lateral (terletak sejajar permukaan organ tempat ditemukannya misalnya pada kambium).

Yang dinamakan jaringan epidermis adalah jaringan dengan lapisan sel terluar dari organ-organ tumbuhan, berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya dari pengaruh luar yang merugikan, dan mengurangi terjadinya transpirasi/penguapan berlebih. Bersifat rapat (tidak terdapat ruang antar-sel), umumnya selapis, namun ada pula yang berlapis, dengan bentuk bervariasi, protoplasma hidup sehingga dapat menyimpan hasil metabolisme, berkembang menjadi derivat/turunannya, terdapat kutin, lapian kutikula dan lilin.

Derivat-derivat dari epidermis diantaranya, stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, velamen, silika dan sel gabus. Stoma berdasar letaknya dibagi menjadi panerofor, teritofor, dan menonjol.

Trikoma berguna dalam mengurangi penguapan, gangguan hewan, sebagai penerus rangsang, membantu penyebaran biji, penyerbukan dan penyerapan air serta unsur hara.

Sel kipas barguna sebagai sel penyokong dan mengurangi terjadinya transpirasi berlebih pada daun tanaman monocotyl.

Derivat sel epidermis yang ganda disebut sebagai velamen, yaitu sel epidermis yang lebih dari selapis dan bertumpuk sebagai penyokong yang lebih kuat.

ALAT & BAHAN

Alat

Mikroskop, gelas benda, gelas penutup, pippet tetes, kuas halus, jarum preparat, pinset

Bahan

- Akar Dendrobium sp (anggrek)

- Daun Rhoediscolor sp

- Daun Vitis sp (anggur)

- Daun Hibiscus tiliaceus (waru)

- Daun Durio zibethinus (durian)

- Daun Imperata cylindrica (alang-alang)

PROSEDUR KERJA

- Membuat preparat segar dari materi yang telah disediakan. Dengan bantuan cutter/silet, menyayat tipis bagian (epidermis) bawah masing-masing materi secara melintang.

- Kemudian meletakkannya di atas permukaan gelas benda dan ditutup dengan gelas penutup. Kemudian mengamati di bawah mikroskop dengan 6x perbesaran dari masing-masing preparat. Setelah itu mencatatnya sebagai data pengamatan.

HASIL PENGAMATAN


Dendrium Durio zibethinus Rhoediscolor


Imperata cylindrica Vitis sp Hibiscus tiliacues

PEMBAHASAN

Pada epidermis (alang-alang) Imperata cylindrica sp baik secara melintang dan membujur setelah diamati tidak diketemukan sel kipasnya. Kemungkinan besar karena terlalu tebalnya teknik penyayatan preparat. Menurut teori seharusnya pada Imperata cylindrica sp terdapat derivat epidermis berupa sel kipas dengan bentuk serat yang tersusun tersusun menjulur seperti kipas. Sel kipas dapat ditemukan pula pada daun tumbuhan (jagung) Zea mays yang secara fisik akan terasa ketika disentuh pun. Contoh bentuk sel kipas jika diketemukan :

Pada epidermis daun Rhoediscolor sp memang ditemukan antosianin dan stomata, antosianin merupakan sel ergastik berupa cairan yang memberi warna ungu pada daun Rhoediscolor. Pada Rhoediscolor pun ditemukan klorofil, yang tersebar namun merapat pada satu tempat.

Pada epidermis (durian) Durio zibethinus sp sel trikomanya berupa sel rambut berwarna putih membentuk seperti bintang. Trikoma tersebut sangat banyak jumlahnya dan mengumpul.

Pada epidermis daun (anggur) Vitis sp yang diamati adalah stoma, dan pada epidermis anggur selnya berbentuk seperti kincir kipas dengan segi banyak.

Pada (anggrek) Dendrobium sp ditemukan velamen yang tersusun melingkari seperti cicncin mengelilingi stomata. Kemungkinan besar adanya kesalahan dalam penyayatan preparat, kerena hasil pengamatan di bawah mikroskop kurang jelas. Seharusnya sel ganda pada anggrek

Pada (waru) Hibiscus tiliaceus sp trikoma yang ada berbentuk seperti bintang atau bunga dengan empat ruas/kelopak. Terlihat pula adanya jalan transportasi pengangkutan unsur hara dan garam mineral. Sel sekitar nya berwarna gelap.

SIMPULAN

Pada daun durian dan waru menurut teori terdapat trikoma. Dan memang ditemukan ketika pengamatan. Pada Rhoediscolor dan daun anggur menurut teori terdapat stoma, namun kenyataannya pada Rhoediscolor tidak diketemukan stoma akan tetapi terdapat jelas antosianin yang merupakan pewarna ungu pada daun Rhoediscolor. Sedang pada anggur memang terdapat stoma dengan bentuk segi lima dengan disekitarnya terdapat stomata. Pada alang-alang tidak terlihat sel kipasnya, sedangkan pada anggrek terlihat velamen.

Jaringan Parenkim

TUJUAN

Melihat berbagai macam bentuk dan jenis jaringan parenkim

DASAR TEORI

Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir ditiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas dan pigmen lainnya.

Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis yakni parenkim palisade dengan bentuk bulat memanjang /lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil /zat hijau daun. Bunga karang dengan ruang antar rongga yang sangat besar dan tidak beraturan, pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade). Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karena bersegi lima menjuntai atau lebih. Dan parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas.

Sedangkan berdasar fungsi, parenkim dibedakan menjadi parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak. Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit /epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau. Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan. Dan parenkim pengangkut bertugas mengangkut sari makanan hasil proses fotosintesa ke seluruh bagian tumbuhan, sel sesuai dengan bentuk memanjang arah pengangkutannya.

ALAT & BAHAN

Alat

Mikroskop, gelas benda, gelas penutup, pippet tetes, kuas halus, jarum preparat, pinset

Bahan

o Ficus elastica /daun pohon karet

o Eichornia crassipes /tangkai daun cocor bebek

o Ipomoea batatas /ubi jalar

o Oryza sativa /daun padi

PROSEDUR KERJA

- Membuat preparat segar dari materi yang telah disediakan. Dengan bantuan cutter/silet, potong tipis bagian (parenkim) dalam masing-masing materi secara membujur.

- Kemudian meletakkannya di atas permukaan gelas benda dan ditutup dengan gelas penutup. Kemudian mengamati di bawah mikroskop dengan 4x perbesaran dari masing-masing preparat. Setelah itu mencatatnya sebagai data pengamatan.

HASIL PENGAMATAN


Tangkai daun cocor bebek Ubi jalar


Kantung tangkai cocor bebek


Daun padi Preparat daun pohon karet

PEMBAHASAN

Yang diamati pada tangkai daun cocor bebek adalah parenkim udara /aerenkim, sesuai dengan penjelasan aerenkim berfungsi menyimpan udara. Cocor bebek adalah tanaman yang tumbuh subur di atas permukaan air, maka aerenkim tersebut membantu mengurangi/mencegah terjadinya pembusukan akibat kapasitas air dalam tubuh tumbuhan yang berlebih. Bentuknya bulatan yang saling terkait /berhubung-hubungan mengelilingi ruang/rongga. Dan kami mengamati pula kantung /gelembung pada tangkai cocor bebek tersebut, berbentuk seperti spons /gabus sama dengan tangkai daunnya, dengan serat yang sangat halus dan ringan.

Setelah mengamati jaringan parenkim ubi jalar, Kami mendapati adanya parenkim penimbun berupa amilum yang berfungsi sebagai cadangan makanan bagi pertumbuhan umbi dan pertumbuhan tanaman ubi jalar itu sendiri. Dengan butir pati amilum berbentuk bulatan yang mengisi penuh, dibatasi gurat penimbun. Cadangan amilum inilah (ada pada umbi) yang dapat dikonsumsi oleh konsumen tingkat lanjut atau manusia sebagai karbohidrat pengganti nasi. Parenkim penimbun juga dapat kita amati pada Oryza sativa. Karena pada bulir padinya terdapat banyak simpanan atau cadangan makanan yang setelah tumbuhan dewasa, bulir tersebut mengeras dan terisi dengan pati karbohidrat polisakarida disebut gabah padi.

Pada preparat pohon karet terdapat parenkim palisade dan spons/bunga karang yang menyusunnya, berada di antara epidermis atas dan epidermis bawah/ mesofil. Pada palisade, terdapat bintik kloroplas. Karena palisade berperan dalam proses fotosintesa. Atau dapat dikatakan sebagai parenkim asimilasi. Bentuk lonjong berbaris seperti tiang penyangga, seperti pada umunya tumbuhan dycotiledoneae. Sedangkan bunga karang merupakan rongga yang tidak beraturan dan terdapat pula beberapa bintik kloroplas.

Karet adalah tumbuhan yang biasa ditemui subur pada daerah dataran tinggi dengan suhu cukup sejuk atau sub tropis. Dikarenakan adanya kesulitan dalam menemukan materi atau preparat daun pohon karet segar pada lingkungan perkotaan ini. Pada materi preparat pohon karet yang digunakan adalah preparat awetan. Sehingga kurang terlihat dengan jelas bentuk parenkim yang terdapat di dalamnya. Kami harus meneliti dengan mikroskop yang lebih menunjang seperti mikroskop elektron.

Dan pada pengamatan daun Oryza sativa, disesuaikan menurut teori yang terdapat di dalamnya adalah parenkim lipatan. Dengan bentuk lipatan mengarah ke dalam. Terlihat pula urat daun sebagai jalan transportasi air dan unsur hara untuk diproses dalam fotosintesa ataupun penyebaran ke seluruh bagian tubuh tumbuhan yang merupakan produk fotosintesa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan jaringan parenkim ini, salah satunya adalah mikroskop yang digunakan diperlukan mikroskop elektron atau mikroskop dengan perbesaran lebih dari 8x atau 10x sehingga lebih menunjang dalam pengamatan lebih teliti dan mendalam. Karena letak jaringan parenkim yang memerlukan preparat dalam teknik potong membujur, membutuhkan ketelitian dalam meneliti bagian-bagian di dalamnya.

SIMPULAN

Jaringan parenkim adalah jaringan yang dapat ditemukan hampir disetiap bagian tumbuhan, karena merupakan jaringan dasar dari penyusun tumbuhan tersebut. Jaringan parenkim berasal dari jaringan meristem yang mampu terus berkembang dan kemudian menjadi dewasa. Mesofil adalah jaringan yang berada diantara epidermis bawah dan epidermis atas yang terdapat pada tumbuhan. Di sana terdapat palisade dan bunga karang.

Jaringan parenkim terbagi atas palisade, bunga karang, bintang, dan lipatan. Dengan fungsi sebagai parenkim asimilasi (pembuat zat makanan), penimbun (sebagai cadangan makanan), (jalur transpirasi) udara, (tempat cadangan) air dan pengangkut (hara dan produk fotosintesa). Seperti yang terdapat pada preparat yang telah diamati.

Cirebon, 03-05-2007

Asst. Dosen

Asish

Praktikan

M. Sugeng

Mengetahui,

Dosen Pengampu

Novianti Muspiroh, Mp.

DAFTAR PUSTAKA

___________, Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 4. 2005. PT. Widya Dara : Jakarta

http:/ www.google/ anatomi tumbuhan biologi.com

Sel

TUJUAN

Melihat bagian sel yang hidup dalam sel (nukleus, kloroplas, dan aliran sitoplasma)

Melihat bagian non-protoplasmik (benda ergastik) yang terdapat pada preparat (amilum, butir aleuron, dan kristal Ca Oksalat).

DASAR TEORI

Tumbuhan terbentuk dari protoplasma, yaitu tempat terjadinya perubahan kimia yang menyelenggarakan pencernaan, penyerapan, kegiatan otot dan semua kegiatan kehidupan. Secara singkat dapat diartikan suatu persenyawaan tempat proses kehidupan terjadi. Protoplasma ini mengisi bagian-bagian yang disebut sel. Sel merupakan massa protoplasma yang terbungkus dalam suatu selaput dinamakan membran plasma. Hampir pada semua tumbuhan dalam tiap-tiap selnya berisi inti sel atau nukleus, yang terpisah dari protoplasma oleh membran tipis (selaput inti). Dalam nukleus (inti) terdapat bahan yang disebut kromatin, zat yang berhubungan dengan pemindahan sifat keturunan. Protoplasma yang berada di luar atau mengelilingi inti sel (nukleus) disebut sitoplasma. Sitoplasma juga berisi berbagai struktur hidup, termasuk zat bodi yang disebut plastida. Dalam plastida terdapat bermacam pigmen, salah satunya adalah klorofil.

Komposisi protoplasma sangat berbeda, bergantung jenisnya, tumbuhan atau hewan, dan jenis jaringannya. Secara kasar, kadar airnya rata-rata mencapai 75%. Sedikit protein dengan kadar hingga mencapai 30% dalam sel. Unsur penyusun pokok protoplasma lainnya adalah zat lemak, karbohidart dan mineral yang merupakan benda ergastik yang tidak hidup.

Sejumlah air dalam protoplasma secara kimia terikat dengan protein sel. Dan sisanya berada bebas sebagai molekul air, H2O. Yang berfungsi sebagai pelarut bagi zat anorganik berupa garam-garaman berion. Yang dapat mempercepat terjadinya proses kimiawi.

Protein yang terkandung dalam protoplasma merupakan unsur dasar esensial zat hidup. Merupakan unsur penting enzim, yaitu zat yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh dan bekerjasama dengan vitaman, sebagai koenzim. Protein dibentuk dari berbagai mcam kombinasi zat kimia yang disebut asam amino, ada lebih dari 20 macam asam amino yang tiap asam amino mengandung gugus amino NH2 dan gugus karboksil –COOH. Sel yang berlainan mempunyai jenis protein yang berbeda-beda.

Lipida (zat lemak dalam sel) merupakan bagian struktur protoplasmik. Berfungsi sebagai sumber energi cadangan makanan dan menyusun banyak pigmen sel. Beberapa lipida sama sekali tidak larut dalam air protoplasma. Mereka tersebar di seluruh sel dalam bentuk butir-butir lemak yang halus. Lipida terbagi atas lipida sederhana dan kompleks, lipida sederhana adalah lipida yang hanya mengandung unsur pembentuk lipida saja. Lipida kompleks yaitu lipida yang bersenyawa bersama unsur lainnya. Yang termasuk lipida kompleks adalah fosfolipida, steroid, karotenoid, dan lipoprotein.

Karbohidrat terbagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida yaitu karbohidrat tunggal yang mudah dipecah dan diserap langsung tubuh, diantaranya adalah glukosa (zat gula). Disakarida ialah karbohidrat rangkap yang harus dipecah terlebih dahulu untuk penggunaannya, terdiri atas laktosa, sukrosa dan maltosa. Laktosa banyak ditemukan pada sel hewan, sedang sukrosa dan maltosa banyak ditemukan pada sel tumbuhan. Disakarida mudah larut dalam protoplasma sel. Sejumlah monosakarida yang bergabung dinamakan polisakarida. Pati dan selulosa adalah bentuk polisakarida pada tumbuhan. Pati berfungsi sebagai cadangan makanan terdapat dalam bentuk butiran dalam protoplasma. Selulosa menjadi bagian dinding sel tumbuhan dan struktur penyokong lain dengan membentuk kerangka tumbuhan. Glikogen merupakan bentuk polosakarida yang terdapat dalam sel hewan.

Sel yang terdapat khas pada tumbuhan terdiri atas :


- Dinding sel

- Kloroplas

- Anak inti (nukleolus)

- Inti sel (nukleus)

- Alat golgi/badan golgi

- Mitokondria


ALAT DAN BAHAN

Alat

Mikroskop, gelas benda, gelas penutup, pippet tetes, kuas halus, jarum preparat, pinset, silet/cutter.

Bahan

o Ganggang Spyrogyra sp

o Umbi Solanum tuberosum sp

o Biji Riccinus communis

o Tangkai daun Begonia sp

o Biji Zea mays sp

HASIL PENGAMATAN


Spyrogyra sp Zea mays sp Begonia sp


(belum teridentifikasi) Solanum tuberosum sp

Riccinus communis sp

PEMBAHASAN

Didapatkan dari hasil pengamatan bahwa pada Spyrogyra sp terlihat cukup jelas sel hijau daun (klorofil) dan struktur plastida yang berbentuk spiral yang sesuai dengan nama ganggang tersebut, Spyrogyra. Warna kloropfil yang seharusnya kami dapatkan adalah hijau tua, namun pada kasus penelitian kali ini kami mendapatkan bahwa klorofilnya berwarna merah muda. Dikarenakan materi yang digunakan bukanlah Spyrogyra segar, melainkan preparat awetan. Yang kemungkinan sudah berumur lama. Letak klorofil berada di tiap tengah sel plastida, dan bentuknya bulat.

Pada Zea mays pun, dapat ditemukan karbohidrat atau pati yang letaknya berada eksentris. Namun kami tidak dapat mengamati hilus ataupun pamela yang ada pada pati Zea mays dikarenakan keterbatasan alat/ membutuhkan alat (mikroskop) yang lebih mendukung. Bentuk pati yang di temukan dalam Zea mays seperti kristal pecahan gelas yang tidak teratur bentuknya. Namun jika lebih diamati, Kami lihat secara kasar bahwa bentuk patinya ternyata berbentuk bulatan kecil yang mengisi penuh ruang pati tersebut.

Seperti pada Zea mays, Kami pun mendapati adanya zat karbohidrat berupa amilum. Yang letaknya berada di tengah-tengah umbi, dan berbentuk bulatan yang mengisi penuh ruang pati tersebut.

Pada kasus pengamatan Riccinus communis sp, Kami tidak mendapat bentuk butir aleuron yang ada di dalamnya. Disebabkan inti materi biji jarak terbesut hancur ketika disayat. Namaun pada pengamatan kelompok yang berbeda memang didapati butir aleuron di dalamnya. Akan tetapi materi yang diamati ternyata bukanlah Riccinus communis sp, diduga spesies yang masih satu family. Bentuk fisik materi yang didapat serupa dengan (biji jarak) Riccinus communis, namun dipenuhi bulu/rambut seperti tekstur buah rambutan.

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Akar Batang

AKAR DAN BATANG

Akar pertama yang berkembang pada suatu tumbuhan disebut akar primer. Dan semua akar yang tumbuh dari akar primer atas pertumbuhan dari jaringan tumbuhnya disebut akar sekunder. Diamati secara fisik pada ujung akar terdapat selaput pelindung yang dinamakan tudung akar, berfungsi sebagai penyangga anak akar bergerak maju di antara dan di sekitar partikel tanah yang bergerigi dan bertepi tajam. Dan di atas tudung akar ada zona pembelahan aktif, di sebelah atas zona pembelahan aktif terdapat zona pemanjangan sel yang disebut jaringan meristem apikal. Sebelah atasnya ada zona sel pematangan, disinilah jaringan tertentu yang terdapat pada akar matang terbentuk. Tonjolan kecil serupa rambut yang sesungguhnya perpanjangan epidermis, disebut rambut akar, membentuk lapis paling luar disebut epidermis. Rambut akar berfungsi dalam pengumpulan zat makanan utama yang berhubungan dengan partikel tanah, dan mengangkut serta menyerap air dan mineral dalam tanah serta menguatkan akar dalam tanah. Akar yang dalam proses pengangkutan zat hara dan mineral tanah bekerja sama dengan jamur disebut akar mikorizal. Anak akarnya bergabung dengan miselium jamur yang berbentuk filamen-filamen yang saling menjalin.

Penampang lintang dalam akar tersusun atas korteks, yang terdiri atas sel-sel berdinding tipis dengan banyak ruang udara di antaranya, disebut parenkima. Berfungsi sebagai jalur pengangkut zat hara dan mineral dan sebagai tempat penyimpan makanan. Dekat korteks, lebih masuk ke bagian dalam terdapat endodermis biasa juga disebut silinder pembuluh atau stele. Di dalam endodermis ada lapisan lingkaran tepi, yang terdiri jaringan penghantar floem (pembuluh tapis) dan xylem. Floem berfungsi dalam pengangkutan zat makanan (hasil fotosintesa) dari daun menuju akar dan seluruh bagian tumbuhan melalui batang. Xylem berfungsi dalam pengangkutan zat bahan makanan dari akar ke daun melalui batang untuk diproses. Pada akar tahunan, terdapat zona kambium terdapat antara xylem dan floem. Floem terbentuk pada sisi luar kambium sedang xylem terbentuk pada sisi dalam kambium. Pada sisi luar floem terdapat kambium gabus, bersifat kedap udara dan air karena tubuhnya berlilin.

Batang berfungsi sebagai penyangga daun dan penyedia sarana jalan angkut bahan makanan serta tempat penyimpan makanan ataupun tempat pertumbuhan. Sebenarnya struktur bagian dalam lintang batang keseluruhan hampir sama dengan lintang akar. Jaringan yang menyusun batang terdiri dari 3 (tiga) yakni jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan vaskular.

Pada tumbuhan ruas batang dycotiedoneae dan conifer terdapat sistem vaskular berupa silinder baik disebelah luar ataupun dalamnya. Juga terdapat jaringan dasar yaitu korteks dan empulur.

Pada batang monokotil berbeda terutama pada jaringan vaskularnya, jaringan dasar dan empulur tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

BAHAN

Bahan

o Penampang melintang dan membujur batang Zea mays

o Penampang melintang batang Curcubita sp

o Penampang melintang batang Riccinus communis

o Akar Imperata cylindrica

o Akar Ixora sp

HASIL PENGAMATAN

Batang Zea mays Batang Curcubita sp


Batang Riccinus communis


Akar Imperata cylindrica Akar Ixora sp


PEMBAHASAN

Pada batang

  • Zea mays (no comment)
  • Curcubita sp tidak melakukan pengamatan
  • Riccinus communis

Pada akar

o Imperata cylindrica merupakan tumbuhan berakar bukan kayu atau akar semusim yang dapat mati ketika musim tumbuhnya telat usai, yang termasuk tumbuhan monokotil dan tidak terdapat kambium, sehingga jaringan vaskular (pengangkutnya) tidak teratur (tersebar) antara xylem dan floem-nya yang hanya terkumpul pada selaput jaringan pengangkut. Dan tidak terdapat floem dan xylem sekunder, karena tidak memiliki lapis lingkaran tepi. Dan karena tidak memiliki kambium, akar Imperata cylindrica tidak mengalami penebalan dan pertumbuhan diameter. Ukuran xylem pada berkas pengangkut lebih besar dibandingkan ukuran floem-nya. Jenis sistem akar pada Imperata cylindrica adalah serabut, yang terdapat banyak cabang bergaris tengah (diameter) hampir sama. Untuk bagian dalam korteks, Kami tidak dapat meneliti lebih lanjut dikarenakan jangkauan alat yang terbatas.

o Ixora sp merupakan tumbuhan dengan berakar kayu, dan merupakan tumbuhan dikotil. Memiliki kambium sehingga berkas pengangkutnya tersusun sistematik antara floem yang berada di luar kambium dan xylem yang berada di dalam kambium. Karena mamiliki kambium, maka pada Ixora sp terdapat floem dan xylem sekunder. Pada lingkaran tahunnya mengalami perkembangan dan pembelahan aktif, dengan kambium dan lingkaran tepi berdiameter yang tumbuh membesar. Untuk bagian dalam korteks, Kami tidak dapat meneliti lebih lanjut dikarenakan jangkauan alat yang terbatas.

SIMPULAN

Struktur akar dan batang pada dasarnya sebagian besar memiliki kesamaan, namun pada batang mengalami pertumbuhan lebih lanjut dari pertumbuhan akar. Terdiri atas jaringan dermal, jaringan dasar dan jaringan vaskular. Batang tumbuh ke atas, dengan pematangan sel-selnya.

Adapun perbedaan antara struktur akar dan batang monokotil dan dikotil, ialah pada monokotil tidak ditemukan kambium seperti pada dikotil, dan pada monokotil tidak terdapat floem dan xylem sekunder. Pada batang monokotil kambium gabus tumbuh lebih menonjol dari jaringan vaskular (xylem)nya, dan kambium gabus tersebut tumbuh menghasilkan sel dan zat gabus yang merupakan kumpulan lemak kedap air dan udara. Sedangkan pada batang dikotil, jaringan vaskular (xylem)nya lebih mennjol dibandingkan kambium gabus, yang merupakan jejarih pembuluh. Dan sistem perakaran pada monokotil cenderung serabut yang memiliki banyak percabangan dan berdiameter hampir serupa, sedangkan pada dikotil sistem perakaran tunggang yang memiliki tudung dan anak akar yang aktif tumbuh masuk ke dalam tanah yang berfungsi sebagai penguat tumbuhan berdiri.

DAUN DAN BUNGA

Daun-daun timbul dari jaringan yang berada tepat di belakang titik tumbuh kuncup-kuncup. Umumnya, sebuah daun terdiri dari sebuah tangkai daun atau petiol, dan lembar daun itu sendiri, disebut helai daun. Pada beberapa daun terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang disebut penumpu, di tempat petiol bertemu dengan batang. Tangkai daun berisi xylem dan floem yang membentuk bagian dari sistem pengantar tumbuhan. Daun-daun tertentu tidak mempunyai tangkai daun, helai daun langsung tumbuh dari batang. Rangka semua helai daun terbuat dari sebuah jaringan tulang daun. Jaringan yang terdapat pada daun adalah jaringan dermal serta derivatnya, jaringan dasar yang menyusun mesofil, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekresi. Perbedaan antara daun monokotil dan daun dikotil yaitu pada susunan sel mesofilnya. Seperti tulang daun pada monokotil yang menyirip dan helai daun memanjang atau tidak melebar. Sedangkan pada dikotil tulang daun membuka dan berhadapan berpasangan atau menjari, dan helai daun umumnya melebar.

Secara anatomi bunga mempunyai 4 bagian utama, yaitu daun mahkota, daun kelopak, benang sari dan putik. Bagian-bagian tersebut terpaut pada ujung batang tangkai, disebut penyangga. Daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama terdiri dari sel-sel parenkimatis. Pada jaringan dasar mungkin terdapat sel-sel yang mengandung kristal, idioblas atau saluran getah.

BAHAN

o Penampang melintang daun Imperata cylindrica

o Penampang membujur daun Ixora sp

o Penampang membujur bunga dan daun Rosa sp

HASIL PENGAMATAN

Daun Imperata cylindrica Daun Ixora sp


Bunga (mahkota) Rosa sp Bunga (kelopak) Rosa sp


PEMBAHASAN

Pada pengamatan daun Imperata cylindrica ditemukan sel kipas dan trikoma yang berbentuk tiga ruas segi tiga yang saling bertemu, merupakan derivat jaringan epidermis. Dan ditemukan pula stoma yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Adapun parenkim yang berada disekeliling stoma dan sel kipas tersebut yang merupakan bentuk jaringan dasar dengan sel-sel homogen. Secara fisik, dapat diamati bahwa jaringan tulang daun Imperata cylindrica adalah bentuk menyirip dengan helai daun yang ramping memanjang dan seperti ada selubung lilin atau kutikula. Menurut teori jika jaringan tulang daun seperti Imperata cylindrica, dimasukkan dalam famili monokotil.

Pada daun Ixora sp, ditemukan epidermis atau mesofil dengan sel lebih dari selapis, jaringan palisade atau jaringan pagar dan di bawah jaringan pagar tersebut terdapat jaringan bunga karang. Yang terbungkus secara longgar dan terdapat banyak ruang diantara sel-sel ini. Baik pada jaringan pagar/ palisade maupun jaringan bunga karang banyak mengandung klorofil dan sel-sel penutup. Selama masa pertumbuhan daun, kebanyakan tumbuhan berwarna hjau. Warna ini disebabkan klorofil, yang sebenarnya terdiri dari 2 pigmen, yaitu klorofil A dan klorofil B. Dua pigmen lainnya yaitu xantofil, suatu pigmen kuning dan karotein pigmen berwarna orange kekuning-kuningan yang juga terdapat pada daun. Namun tersamarkan oleh klorofil yang jauh lebih banyak. Adapun warna lain yang agak berbeda disebabkan pigmen antosianin yang berwarna ungu pada bunga ataupun daun terdapat pada beberapa macam tanaman lainnya. Dan pada bagian bawah bunga karang terdapat stoma yang berbentu seperti setengan lingkaran.

Pada bunga Rosa sp, Kami mengamati dua bagian pentingnya yaitu daun mahkota dan daun kelopak. Pada daun kelopaknya tersusun atas jaringan epidermis pada lapis terluar, dengan bagian di bawahnya adalah jaringan palisade atau pagar yang disalah satu selnya terdapat berkas pengangkut. Berfungsi mengedarkan zat hara hasil fotosintesa dan mineral bahan fontosintesa. Fungsi utama daun kelopak adalah melindungi dan mengurung bagian-bagian kuncup lain pada bunga sebelum bunga itu berkembang sempurna. Pada mahkota terlihat lebih kompleks, pada lapis atas terdpapat epidermis dengan adanya beberapa penebalan, serta terdapat jaringan pagar dengan beberapa pigmen pewarna bagi mahkota. Fungsi mahkota adalah menarik perhatian serangga yang membantu dalam peranan penting penyerbukan.

Sebenarnya untuk pengamatan bunga diperlukan dua tipe berbeda (monokotil dan dikotil) sebagai bentuk pembanding. Namun pada pengamatan hanya diteliti mawar tanpa meneliti soka.

SIMPULAN

Ada beberapa yang membedakan antara daun monokotil dan diotil adalah jaringan tulang daun dan mesofil penyusunnya. Pada tumbuhan dikotil umumnya tulang daun berbentuk seperti balung ikan yang berhadapan dan berpasangan, dan bentuk daun melebar, jaringan penyusunnya lebih kompleks serta bergetah banyak. Sedang pada monokotil umumnya struktur tulang daun sejajar dan bentuk daun menyirip, ramping memanjang. Pada bunga monokotil, jumlah herlai daun mahkota biasanya berjumlah ganjil dengan bagian alat kelamin hanya salah satunya saja (putik atau benang sarinya saja), terdapat pigmen yang menarik serangga dalam penyerbukan. Pada kelopak daun terdapat berkas pengangkut.